Kembali ke Artikel

Syarat Tinggi Badan Masuk TNI dan Polri 2025 (TNI AD Turun Jadi 158 cm!)

24 November 2025Karir & Seleksi

Bercita-cita menjadi abdi negara di TNI atau Polri? Ada kabar gembira bagi calon prajurit TNI AD di tahun 2025. Kebijakan terbaru membawa angin segar dengan adanya revisi persyaratan yang lebih akomodatif.

UPDATE 2025: Perubahan signifikan pada syarat tinggi badan TNI AD membuka peluang bagi jutaan pemuda Indonesia yang sebelumnya terkendala masalah tinggi badan.

Syarat Tinggi Badan TNI 2025 (Tentara Nasional Indonesia)

1. TNI AD (Angkatan Darat) - UPDATE BESAR!

Berdasarkan kebijakan terbaru (rekrutmen Bintara & Tamtama), standar tinggi badan telah disesuaikan untuk menjaring lebih banyak putra terbaik bangsa:

Catatan: Penurunan syarat ini adalah kesempatan emas bagi Anda yang sebelumnya terkendala tinggi badan.

2. TNI AL (Angkatan Laut)

  • Pria: Minimal 163 cm.
  • Wanita: Minimal 157 cm.

3. TNI AU (Angkatan Udara)

  • Pria: Minimal 163 cm.
  • Wanita: Minimal 157 cm.
  • Khusus Calon Pilot (Penerbang): Syarat lebih ketat demi keselamatan penerbangan, yaitu minimal 165 cm dengan panjang kaki (leg length) minimal 100 cm.

Syarat Tinggi Badan Polri 2025 (Kepolisian)

Polri cenderung memiliki standar yang lebih ketat dan stabil. Berdasarkan penerimaan Akpol dan Bintara Polri sebelumnya:

Akpol (Akademi Kepolisian)

  • Pria: Minimal 165 cm.
  • Wanita: Minimal 163 cm.

Bintara Polri (PTU)

Pengecualian Khusus (Afirmasi) & Wilayah Papua

Pemerintah memberikan kebijakan khusus (afirmasi) untuk putra-putri asli Papua dan daerah perbatasan, dengan detail yang disesuaikan kondisi geografis:

Polri (Polda Papua)

Terdapat perbedaan syarat antara wilayah pesisir dan pegunungan:

  • Wilayah Pesisir: Pria minimal 163 cm.
  • Wilayah Pegunungan: Pria minimal 160 cm.
  • Untuk wanita asli Papua, toleransi tinggi badan menyesuaikan kuota, umumnya di kisaran 158-160 cm.

TNI (Jalur Otsus)

Syarat tinggi badan untuk putra asli daerah (Putra Daerah) seringkali mendapatkan toleransi lebih lanjut dibandingkan jalur reguler.

Cara Mengukur Tinggi Badan yang Benar Saat Seleksi

Seringkali peserta merasa tingginya cukup di rumah, tapi "diskon" saat tes kesehatan. Mengapa? Karena cara ukur yang salah di rumah.

  1. Posisi Badan Tegak Sempurna: Tumit, pantat, punggung, dan kepala belakang harus menempel pada tiang pengukur (stadiometer).
  2. Pandangan Lurus ke Depan: Kepala tidak boleh mendongak atau menunduk (Posisi Frankfurt Plane).
  3. Tarik Napas: Saat diukur, tarik napas panjang agar tulang belakang meregang maksimal.
  4. Pagi Hari: Tubuh manusia paling tinggi di pagi hari (bisa selisih 1-2 cm dibanding sore hari karena kompresi tulang belakang).

Tips Jika Tinggi Kurang Sedikit (0,5 - 1 cm)

Jika Anda berada di ambang batas (borderline), lakukan ini 3 bulan sebelum tes:

  • Perbaiki Postur: Banyak orang "pendek" karena bungkuk (kifosis). Latihan peregangan (stretching) dan yoga dapat mengembalikan posisi tulang belakang.
  • Renang & Lari: Olahraga ini menstimulasi hormon pertumbuhan (HGH) dan meluruskan tubuh.
  • Tidur Cukup: Jangan begadang, HGH diproduksi saat tidur nyenyak.
  • Cek BMI: Pastikan berat badan ideal. Terlalu gemuk dapat menekan tubuh dan membuat postur terlihat lebih pendek. Gunakan Kalkulator BMI kami.

Persiapkan Diri Sejak Dini

Tinggi badan adalah syarat administratif pertama. Jangan sampai gagal sebelum berjuang. Ukur tinggi badan Anda sekarang dengan akurat dan mulailah pola hidup sehat.

Peringatan Penting

Informasi Umum: Artikel ini berisi informasi umum tentang syarat tinggi badan berdasarkan data publik dan kebijakan terbaru.Syarat dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan Panglima TNI/Kapolri. Selalu periksa pengumuman resmi dari sumber resmi (rekrutmen-tni.mil.id atau penerimaan.polri.go.id).

Bukan Saran Medis: Tips tentang pertumbuhan tinggi badan di artikel ini hanya untuk tujuan informasi umum.Ini bukan pengganti konsultasi medis atau saran profesional.

Konsultasi Profesional: Untuk pertanyaan medis tentang pertumbuhan atau kesehatan, konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan berkualifikasi.