Kembali ke Artikel

Apa itu Stunting? Ciri-ciri dan Cara Mencegahnya pada Anak

24 November 2025Kesehatan Anak

Stunting atau tengkes masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), meskipun prevalensinya menurun, angka ini masih menjadi perhatian serius pemerintah dan orang tua. Apa sebenarnya stunting itu?

Definisi Stunting (Tengkes)

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

"Anak pendek belum tentu stunting, tapi anak stunting pasti pendek."

Mengapa Stunting Berbahaya?

Dampak stunting tidak hanya pada fisik (tinggi badan), tetapi juga pada kecerdasan dan kesehatan jangka panjang:

  • Perkembangan Otak Terhambat: Anak stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah.
  • Sistem Imun Lemah: Lebih mudah sakit dan terkena infeksi.
  • Risiko Penyakit Degeneratif: Di masa dewasa, lebih berisiko terkena diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
  • Produktivitas Menurun: Berpotensi menghambat prestasi di sekolah dan dunia kerja nantinya.

Ciri-ciri Anak Stunting

Bagaimana mengetahui jika anak mengalami stunting? Perhatikan tanda-tanda berikut:

  1. Pertumbuhan melambat (tinggi badan di bawah standar kurva pertumbuhan WHO/Kemenkes). Untuk memeriksa apakah tinggi dan berat anak Anda berada dalam rentang normal, gunakan kalkulator Grafik Persentil kami yang mengacu pada standar WHO.
  2. Wajah tampak lebih muda dari usianya.
  3. Pertumbuhan gigi terlambat.
  4. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
  5. Tanda pubertas terlambat.
  6. Anak menjadi pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata.

Penyebab Utama di Indonesia

Di Indonesia, faktor penyebab stunting sangat kompleks, namun utamanya meliputi:

  • Kurangnya asupan gizi saat hamil: Ibu hamil yang anemia atau kurang energi kronis (KEK).
  • Tidak ASI Eksklusif: Pemberian makanan/minuman selain ASI sebelum usia 6 bulan.
  • MPASI yang tidak adekuat: Makanan Pendamping ASI yang kurang protein hewani (telur, ikan, daging).
  • Sanitasi buruk: Kurangnya akses air bersih dan jamban sehat yang memicu diare berulang.

Cara Mencegah Stunting (Gerakan 1000 HPK)

Pencegahan stunting paling efektif dilakukan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu mulai dari kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

1. Penuhi Nutrisi Ibu Hamil

Ibu hamil harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin minum Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan.

2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif

Berikan ASI saja selama 6 bulan pertama. ASI mengandung antibodi yang melindungi bayi dari infeksi.

3. MPASI Kaya Protein Hewani

Setelah 6 bulan, berikan MPASI. Di Indonesia, sumber protein hewani sangat terjangkau dan beragam: telur, ikan kembung, lele, hati ayam.
Fakta: Ikan kembung memiliki kandungan Omega-3 yang setara atau bahkan lebih tinggi dari ikan salmon impor!

4. Pantau Tumbuh Kembang di Posyandu

Rutin bawa anak ke Posyandu setiap bulan untuk memantau berat dan tinggi badan. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan kalkulator Grafik Persentil kami untuk mengecek apakah tinggi dan berat anak sesuai dengan standar WHO secara mandiri di rumah. Alat ini membantu Anda mengidentifikasi potensi masalah pertumbuhan sejak dini.

5. Perbaiki Sanitasi

Pastikan anak tidak jajan sembarangan dan keluarga memiliki akses ke air bersih dan jamban sehat. Cuci tangan pakai sabun adalah kunci.

Kesimpulan

Stunting bukan takdir, melainkan kondisi yang bisa dicegah. Dengan memberikan protein hewani yang cukup (seperti satu butir telur setiap hari) dan menjaga kebersihan, kita bisa menyelamatkan generasi Indonesia mendatang agar tumbuh tinggi, sehat, dan cerdas.

Peringatan Penting

Bukan Saran Medis: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan edukasi.Ini bukan pengganti konsultasi medis, diagnosis, atau perawatan medis profesional.

Konsultasi Dokter: Jika Anda mencurigai anak mengalami stunting atau masalah pertumbuhan lainnya,segera konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi yang memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi dan menangani kondisi tersebut.

Jangan Tunda Perawatan: Jangan mengabaikan atau menunda mencari saran medis profesional karena informasi yang Anda baca di artikel ini.